Senin, 13 Oktober 2014

Bimbingan Murid Cerdas dan Berbakat

BIMBINGAN BAGI MURID CERDAS DAN BERBAKAT

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan di SD
Dosen Pembimbing     :           Dra. Hj. Mulyani, M. Pd.


Add caption
 








Disusun Oleh :
PGSD B 2012 / Kelompok 3
1.      Novina Sunawati                    12010644066
2.      Dwi Domi Listiyanto              12010644070
3.      Eka Pratiwi                             12010644082
4.      Novita Sih Wilujeng               12010644085
5.      Erni Ika Mardiana                   12010644093
6.      Maulida Nanda Riska             12010644099

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2014
BIMBINGAN BAGI MURID CERDAS DAN BERBAKAT

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan di SD
Dosen Pembimbing     :           Dra. Hj. Mulyani, M. Pd.


 








Disusun Oleh :
PGSD B 2012 / Kelompok 3
1.      Novina Sunawati                    12010644066
2.      Dwi Domi Listiyanto              12010644070
3.      Eka Pratiwi                             12010644082
4.      Novita Sih Wilujeng               12010644085
5.      Erni Ika Mardiana                   12010644093
6.      Maulida Nanda Riska             12010644099

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2014
Kata Pengantar

Alhamdulilah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Teori Belajar menurut para ahli ini dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini dapat selesai bukan semata-mata karya mandiri, melainkan atas bantuan banyak pihak secara langsung maupun tidak langsung ikut telibat dalam kesempatan ini penulis menyamaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam proses penulisan laporan ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Dra. Hj. Mulyani, M. Pd. selaku Dosen mata kuliah bimbingan di SD.
2.      Teman-teman kelompok 3 yang telah membantu serta memberikan dorongan dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi hasil yang lebih baik di kemudian hari. Penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.










   Surabaya, 4 Maret 2014

                                                                                                           
               Penulis
Daftar Isi

Halaman Judul............................................................................................. i
Halaman Sampul .........................................................................................  ii
Kata Pengantar............................................................................................. iii
Daftar Isi...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang................................................................................. 1
1.2  Rumusan Masalah............................................................................ 1
1.3  Tujuan............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................  3
2.1  Pengertian Murid Cerdas dan Berbakat ..........................................  3
2.2  Karakteristik Murid Cerdas dan Berbakat ......................................  8
2.3  Cara Mengidentifikasi Murid Cerdas dan Berbakat .......................  11
2.4  Penyelenggaraan Pendidikan Bagi Murid Cerdas dan Berbakat ....  19
2.5  Teknik Bimbingan Bagi Siswa Cerdas dan Berbakat .....................  23
2.6  Penyelenggaraan Kelas Unggulan Sebagai Model Bimbingan Bagi
Siswa Cerdas dan Berbakat ............................................................  25
BAB III PENUTUP ...................................................................................  31
3.1  Kesimpulan .....................................................................................  31
3.2  Saran ...............................................................................................  31
Daftar Pustaka............................................................................................. 33
BAB I

PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Salah satu bimbingan dan konseling di sd adalah murid cerdas dan berbakat. Pelaksaan bimbingan murid cerdas dan berbakat merupakan amanah rakyat yang dituangkan dalam GBHN 1993 dan UU nomor 2 tahun 1998 tentang sistem pendidikan nasional.oleh karena itu, pemahaman tentang siapa murid cerdas dan berbakat hendaknya multi dimensional. Oleh kerena itu, penghampiran pengertian murid cerdas dan berbakat hendaknya menyeluruh.
Bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat hendaknya dari karakteristik dan kebutuhan murid itu sendiri. Pemahaman akan kebutuhan dan karakteristik murid cerdas dan berbakat merupakan fondasi bagi guru dalam memberikan bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat. Berbagai bentuk program pengembangan muruid cerdas dan berbakat, salah satu diantaranya dapat di dekati dari bimbingan dan konseling tekhnik bimbingan merupakan alternatif yang dapat diterapkan dalam mengembangkan kemampuan murid cerdas dan berbakat. Penyelenggaraan kelas unggulan di SD yang telahdi rintis sejak tahu ajaran 1996/1997. Merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengembangkan murid cerdas dan berbakat, khususnya bakat akademik.

1.2  RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan  latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana definisi murid cerdas dan berbakat ?
2.      Bagaimana karakteristik murid cerdas dan berbakat ?
3.      Bagaimana cara mengidentifikasi murid cerdas dan berbakat ?
4.      Bagaimana penyelenggaraan pendidikan bagi murid cerdas dan berbakat ?
5.      Bagaimana teknik bimbingan bagi murid cerdasdan berbakat ?
6.      Bagaimana penyelenggaraan kelas unggulan sebagai model bimbingan murid cerdas dan berbakat ?

1.3  TUJUAN
Berdasarkan  rumusan masalah  yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan tujuan  sebagai berikut :
1.      Bagaimana definisi murid cerdas dan berbakat ?
2.      Bagaimana karakteristik murid cerdas dan berbakat ?
3.      Bagaimana cara mengidentifikasi murid cerdas dan berbakat ?
4.      Bagaimana penyelenggaraan pendidikan bagi murid cerdas dan berbakat ?
5.      Bagaimana teknik bimbingan bagi murid cerdasdan berbakat ?
6.      Bagaimana penyelenggaraan kelas unggulan sebagai model bimbingan murid cerdas dan berbakat 


BAB II
PEMBAHASAN
2.1  PENGERTIAN MURID CERDAS DAN BERBAKAT
Definisi kecerdasan bisa Anda temukan di Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu perihal cerdas, perbuatan mencerdaskan, kesempurnaan perkembangan akal budi (seperti kepandaian, ketajaman pikiran. Namun hingga kini, para ahli masih belum sepakat soal definisi kecerdasan. Berikut pendapat pakar tentang kecerdasan:
a.       Cerdas merupakan kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan produk yang bernilai budaya, (Howard Gardner).
b.      Cerdas yaitu Kemampuan untuk mempelajari fakta-fakta dan keahlian-keahlian serta mampu menerapkan apa yang telah dipelajari, khususnya bila kemampuan ini telah berhasil dikembangkan, kemampuan untuk memberikan respons secara cepat dan berhasil pada suatu situasi yang baru, kemampuan untuk menggunakan nalar dalam memecahkan masalah, kemampuan untuk mempelajari atau mengerti dari pengalaman, kemampuan untuk mendapatkan dan mempertahankan pengetahuan, kemampuan mental, kemampuan untuk belajar, mengerti dan bernalar, kemampuan mental. Murid / anak cerdas dalam istilah berbahasa Inggris disebut Bright Child. Ia berbeda dengan anak-anak gifted (berbakat), karena Bright Children (anak cerdas ) sekalipun ia mempunyai IQ melebihi rata-rata, namun Bright Children mempunyai kreativitas sebagaimana anak-anak pada umumnya. Sedangkan murid berbakat yaitu anak-anak yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata anak normal, dengan batasan IQ di atas 130, dengan kreativitas, motivasi dan ketahanan kerjayang tinggi (Renzuli).
c.       Selain itu juga dapat diartikan anak yang oleh orang-orang profesional diidentifikasikan sebagai anak yang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul (Utami Munandar).
d.      Sedangkan menurut Depdiknas (2003), anak berbakat adalah mereka yang oleh psikolog dan atau guru diidentifikasi sebagai peserta didik yang telah mencapai prestasi memuaskan dan memiliki kemampuan intelektual umum yang berfungsi pada taraf cerdas, kreativitas yang memadai, dan keterikatan pada tugas yang tergolong baik.
e.       Definisi menurut USOE (United States Office of Education), anak berbakat adalah anak yang dapat membuktikan kemampuan berprestasinya yang tinggi dalam bidang-bidang seperti intelektual, kreatif, artistik, kapasitas kepemimpinan atau akademik spesifik dan mereka yang membutuhkan pelayanan atau aktivitas yang tidak sama dengan yang disediakan di sekolah sehubungan dengan penemuan kemampuan-kemampuannya. Keberbakatan (giftedness) dan keunggulan dalam kinerja mempersyaratkan dimilikinya tiga cluster ciri-ciri yang saling terkait, yaitu: kemampuan umum atau kecerdasan di atas rata-rata, kreativitas, dan  pengikatan diri terhadap tugas sebagai motivasi internal cukup tinggi. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, ketiga karakteristik tersebut perlu ditumbuhkembangkan dalam tiga lingkungan pendidikan, yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Batasan anak berbakat secara umum adalah “mereka yang karena memilikikemampuan-kemampuan yang unggul mampu memberikan prestasi yang tinggi”.Istilah yang sering digunakan bagi anak-anak yang memiliki kemampuan-kemampuan yang unggul atau anak yang tingkat kecerdasannya di atas rata-rata anak normal, diantaranya adalah; cerdas, cemerlang, superior, supernormal, berbakat, genius, gifted, gifted and talented, dan super. Daniel P. Hallahan dan James M. Kauffman (1982; 376) mengemukakan “Besides the word ‘gifted’ a variety of other terms have be en used to describ individuals who are superior in some way : “talented, creative, genius, and precocious, for example”. Precocity menunjukkan perkembangan yang sangat cepat.Beberapa anak gifted memperlihatkan precocity dalam area perkembangan seperti bahasa, musik, atau kemampuan matematika.
Martison dalam SC. Utami Munandar (1982; 7) memberikan batasan anak berbakat sebagai berikut; “Anak berbakat ialah mereka yang diidentifikasi oleh orangorang profesional memiliki kemampuan yang sangat menonjol, sehingga memberikanprestasi yang tinggi.Anak-anak ini membutuhkan program pendidikan yang berdiferensiasi dan atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah yang biasa, agar dapat mewujudkan sumbangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat”.David G. Amstrong and Tom V. Savage (1983; 324) mengutip dari Public Law 91-230 (United States Statutes at Large 1971, p. 153) sebagai berikut : (1) The ter, “gifted and talented children” mean, in accordance with objective criteria prescribed by the commissioner, children who hav outstanding intelectual ability or creative talent, the development of which requires special activities or services not ordinarily provided by local educational agencies. Coleman (1985) mengemukakan secara konvensional anak berbakat adalah “mereka yang tingkat intellegensinya jauh di atas rata-rata anggota kelompoknya, yaitu IQ = 120 ke atas”. Sedangkan Renzulli (1979) melalui teorinya yang disebut “Three Dimensional Model” atau “Three-ring Conception” tentang keberbakatan. Keberbakatan mencakup tiga dimensi yang saling berkaitan,yaitu (a) kecakapan di atas rata-rata, (b) kreativitas, dan (c) komitmen pada tugas.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anakberbakat itu disamping memiliki kemampuan intelektual tinggi, juga menunjukkan penonjolan kecakapan khusus yang bidangnya berbeda-beda antara anak yang satu dengan anak lainnya. Anak ini disebut juga “gifted and talented” yang berarti berbakat intelektual. Di sini kita harus membedakan antara bakat sebagai potensi bawaan dan bakat yang telah terwujud dalam prestasi yang tinggi. Semua anak berbakat mempunyai potensi yang ungul, tetapi tidak semuanya telah berhasil mewujudkan potensi unggul tersebut secara oftimal.
Pengertian keberbakatan dalam pengembangannya telah mengalami berbagai perubahan, dan kini pengertian keberbakatan selain mencakup kemampuan intelektual tinggi, juga menunjuk kepada kemampuan kreatif., bahkan menurut Clark (1986) dalam Conny Semiawan (1994), kreativitas adalah ekpresi tertinggi keberbakatan.
Keberbakatan dipengaruhi oleh berbagai unsur kebudayaan, bahkan bagi sementara ahli sifat-sifat anak berbakat tersebut bercirikan “cultur bound” (dibatasi oleh batasan kebudayaan). Dengan demikian ada dua petunjuk kunci dalam mengamati dan mengerti keberbakatan tersebut yaitu :
1)      Keberbakatan itu adalah ciri-ciri universal yang khusus dan luar biasa yang dibawasejak lahir maupun yang merupakan hasil interaksi dari pengaruh lingkungannya.
2)      Keberbakatan itu ikut ditentukan oleh kebutuhan maupun kecenderungankebudayaan dimana seseorang yang berbakat itu hidup. (Conny semiawan; 1994 :40).
Anak yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata dapat diklasifikasikanmenjadi tiga kelompok, seperti dikemukakan oleh Sutratinah Tirtonegoro (1984; 29) yaitu; Superior, Gifted dan Genius.Ketiga kelompok anak tersebut memiliki peringkat ketinggian intellegnsi yang berbeda.
1)      Genius :
Genius ialah anak yang memiliki kecerdasan luar biasa, sehingga dapatmenciptakan sesuatu yang sangat tinggi nilainya.Intelligence Quotien-nya (IQ) berkisar antara 140 sampai 200.Anak genius memiliki sifat-sifat positif sebagai berikut; daya abstraksinya baik sekali, mempunyai banyak ide, sangat kritis, sangat kreatif, suka menganalisis, dan sebagainya. Di samping memiliki sifat-sifat positif juga memiliki sifat negatif, diantaranya; cenderung hanya mementingkan dirinya sendiri (egois), temperamennya tinggi sehingga cepat bereaksi (emosional), tidak mudah bergaul, senang menyendiri karena sibuk melakukan penelitian, dan tidak mudah menerima pendapat orang lain.
2)      Gifted :
Anak ini disebut juga gifted and talented adalah anak yang tingkatkecerdasannya (IQ) antara 125 sampai dengan 140. Di samping memiliki IQ tinggi, juga bakatnya yang sangat menonjol, seperti ; bakat seni musik, drama, dan ahli dalam memimpin masyarakat. Anak gifted diantaranya memiliki karakteristik; mempunyai perhatian terhadap sains, serba ingin tahu, imajinasinya kuat, senang membaca, dan senang akan koleksi.
3)      Superior :
Anak superior tingkat kecerdasannya berkisar antara 110 sampai dengan 125sehingga prestasi belajarnya cukup tinggi.Anak superior memiliki karakteristik sebagai berikut; dapat berbicara lebih dini, dapat membaca lebih awal, dapat mengerjakan pekerjaan sekolah dengan mudah dan dapat perhatian dari temantemannya.James H. Bryan and Tanis H. Bryan (1979; 302) mengemukakan bahwa karakteristik anak berbakat itu (gifted) meliputi; physical, personal, and social characteristics. Sedangkan David G. Amstrogn and Tom V. Savage (1983; 327) mengemukakan; “Gifted and talented students are individuals who arecharacteristized by a blaned of (1) high intelligence, (2) high task comitment, and (3) high creativity. Secara umum hampir semua pendapat itu sama, bahwa anak berbakat memiliki kemampuan yang tinggi jika dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya.
Hasil studi lain menemukan bahwa “Anak-anak berbakat memiliki karakteristik belajar yang berbeda dengan anak-anak normal. Mereka cenderung memiliki kelebihan menonjol dalam kosa kata dan menggunakannya secara luwes, memiliki informasi yang kaya, cepat dalam menguasai bahan pelajaran, cepat dalam memahami hubungan antar fakta, mudah memahami dalil-dalil dan formulaformula, tajam kemampuan analisisnya, membaca banyak bahan bacaan (gemar membaca), peka terhadap situasi yang terjadi di sekelilingnya, kritis dan memiliki rasa ingin yang sangat besar” (Renzuli, 1979, Fahrle dkk.; 1985, Galagher, 1985, Maker; 1982) dalam Dedi Supriadi (1992; 9).
2.2  KARAKTERISTIK MURID CERDAS DAN BERBAKAT
2.2.1        Karakteristik Anak Berbakat
1.      Karakteristik Akademik
Menurut Zaenal Alimin 1996 dalam Roe, karakteristik bakat akademik antara lain:
a.       Memiliki ketekunan dan rasa ingin tahu yang besar.
b.      Keranjingan membaca (senang membaca).
Mulyono Abdurahman dalam Kitano dan kirbi 1986, karakteristik bakat akademik antara lain:
a.       Memiliki perhatian yang lama terhadap suatu bidang akademik khusus.
b.      Memiliki pemahaman yang sangat maju tentang konsep, metode, dan terminologi dari bidang akademik khusus.
c.       Mampu mengaplikasikan teori dan konsep yang dimilikinya kedalam bidang lain.
d.      Kesediaan mencurahkan perhatian untuk mencapai standar yang lebih tinggi.
e.       Memiliki sifat yang kompetitif yang tinggi.
f.       Mampu Belajar dengan cepat dalam suatu bidang tertentu.

2.      Karakteristik Sosial/Emosional
Karakteristik Anak Berbakat Bidang Sosial:
a.       Diterima oleh mayoritas teman sebaya.
b.      Keterlibatan dalam bidang sosial.
c.       Menjadi Juru pemisah dalam pertengkaran.
d.      Memiliki kepercayaan tentang kesamaan derajat semua orang dan jujur.
e.       Tidak depensif dan tenggang rasa.
f.       Bebas dari tekanan emosi dan mampu mengontrol emosi.
g.      Mampu mempertahankan hubungan abadi dengan teman.
h.      Mampu merangsang prilkau produktif bagi orang lain.
i.        Kapasitas tinggi untuk menanggulangi situasi soisal, dengan cerdas dan penuh humor.

3.      Karakteristik Fisik dan Kesehatan
3.1. Terman dalam Samuel Kirk 1986:
a.       Memiliki penampilan yang menarik dan rapi.
b.      Kesehatan berada lebih baik dari yang lain.
3.2.Renzuli dalam Sisk 1987:
a.       Kemampuan jauh di atas rata rata.
b.      Kreatifitas tiinggi.
c.       Tanggung jawab dan pengikatan diri terhadap tugas.

2.2.2                    Ciri Ciri Anak yang Pintar dan Cerdas
1.      Mempertahankan Informasi
Istilah "masuk telinga kiri keluar telinga kanan" nampaknya berlaku bagi kebanyakan anak. Akan tetapi anak yang pintar benar-benar mempertahankan berbagai informasi dan mampu mengingatnya di lain waktu. Sebuah contoh dari National Association of Gifted Children (NAGC) ialah: "Seorang anak berusia enam tahun kembali dari perjalanan museum ruang angkasa dan mereproduksi kembali secara akurat gambar roket ruang angkasa yang telah dilihatnya.
2.      Memiliki Ketertarikan Luas.
Anak pintar menampilkan minat dalam berbagai topik. Mereka mungkin suka dengan dinosaurus dalam satu bulan, ruang angkasa bulan berikutnya, dan seterusnya.
3.      Menulis dan Membaca Lebih Awal
Jika anak anda adalah seseorang yang pintar, dia mungkin dapat membaca dan menulis sangat dini dan tanpa pengajaran formal.
4.      Berbakat di Bidang Musik atau Seni
Anak yang menampilkan bakat luar biasa untuk musik dan seni sering dianggap pintar. Anak yang dapat menggambar, bernyanyi dengan sempurna, atau menampilkan bentuk persepsi seni yang tinggi lainnya biasanya masuk dalam kategori anak pintar.
5.      Menunjukkan Waktu Konsentrasi Intens
Anak tidak begitu identik dengan rentang perhatian yang panjang, tapi anak pintar mampu memiliki waktu lebih konsentrasi intens.
6.      Memiliki Ingatan Baik
Beberapa anak pintar mampu mengingat hal-hal sewaktu mereka lebih kecil. Misalnya, anak berumur dua tahun mungkin ingat dan membawa kembali kejadian ketika dia berusia 18 bulan.
7.      Memiliki Kosakata Tinggi
Seorang anak yang terlalu dini untuk berbicara bukan saja merupakan tanda kepintaran, tapi jika anak anda berbicara menggunakan kosakata yang lebih maju dan kalimat-kalimat, maka dia mungkin memang sepintar yang anda bayangkan. Menurut NAGC, "Anak pada usia dua tahun membuat kalimat seperti: 'Ada anjing.' Anak dua tahun yang pintar mungkin akan berkata, 'Ada seekor anjing di belakang rumah dan ia mengendus bunga.”
8.      Memperhatikan Detil
Anak pintar memiliki mata tajam untuk detil. Anak yang lebih tua mungkin ingin tahu rincian spesifik tentang bagaimana segala sesuatu bekerja, sedangkan anak yang lebih muda akan dapat menaruh kembali mainan persis di mana ia mendapatkannya atau memperhatikan jika sesuatu telah dipindahkan dari tempat biasa.
9.      Bertindak sebagai Kritikus Sendiri
Pada umumnya anak tidak terlalu khawatir tentang diri mereka sendiri atau orang lain, kecuali teman mereka memiliki sesuatu yang mereka inginkan. Sebaliknya, anak pintar prihatin dengan orang lain, tapi yang paling penting diri mereka sendiri.
10.  Memahami Konsep Kompleks
Anak yang sangat pintar memiliki kemampuan untuk memahami konsep yang kompleks, memahami hubungan, dan berpikir abstrak. Mereka mampu memahami masalah secara mendalam dan berpikir tentang solusi.

2.3  CARA MENGIDENTIFIKASI MURID CERDAS DAN BERBAKAT
Identifikasi anak cerdas dan berbakat pada dasarnya dapat dilakukan sedini mungkin,
1.      Pada usia 1-2 tahun
Pada masa ini keunggulan dan kelemahan intelektual anak akan tampak dengan mudah bila anak diberi rangsangan dengan tepat. Fungsinya ganda, yaitu untuk mengetahui kemungkinan adanya perkembangan intelektual yang cepat dan tidak terbatas pada bidang-bidang bakat yang khas, serta untuk mengetahui kemungkinan adanya kecacatan pada anak.
2.      Pada usia 2-6 tahun
Identifikasi anak usia ini dapat dilakukan dengan mengajak anak bermain pada bidang yang disenanginya. Keberbakatan anak akan tampak dalam kemampuan menyelesaikan tugas-tugas dan berbagai persoalan tanpa mengalami kesulitan yang berarti, serta tidak banyak memerlukan bimbingan. Karena itu dalam usia dini, orang tua, guru, kelompok bermain, dan TK tempat menjadi pelaksanaan atau sumber informasi utama.
3.      Pada usia 6 tahun – seterusnya
Pada masa sekolah informasi keberbakatan bisa diperoleh dari orang tua terutama berkenaan dengan bidang-bidang yang disenangi, dari guru terutama bidang prestasi, dan dari teman sebaya terutama bidang kepemimpinan, kreatifitas, dan sosialisasinya.
Dalam identifikasi ini, penggunaan tes kecerdasan dan tes lain seperti minat, kreativitas, motivasi juga penting dilakukan. Dengan demikian pada dasarnya ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi murid cerdas dan berbakat, yaitu dengan cara studi kasus, dan melalui tes, atau penggabungan keduanya. Identifikasi di sekolah dapat dilakukan melalui tahap:
a.       Tahap Penjaringan (screening)
Tahap penjaringan murid cerdas dan berbakat di sekolah dapat dilakukan dengan menganalisa data prestasi belajar, usia kronologis, nominasi oleh teman sekelas, orang tua dan guru. Digunakan acuan usia kronologis dengan asumsi bahwa murid cerdas dan berbakat memiliki usia lebih muda namun mampu bersaing dan memiliki usia mental yang lebih tinggi dibanding dengan teman-teman yang memiliki usia lebih tua. Penjaringan murid cerdas dan berbakat dimungkinkan pula dengan nominasi oleh orang tua, guru, dan teman sekelas. Yang dapat dilakukan dengan asumsi bahwa orang-orang terdekat dengan anak berbakat dan cerdas, memiliki penilaian yang objektif dan intensif, hasil pengamatan yang relative lama.
b.      Tahap Seleksi (identification)
Tahap seleksi dilakukan terhadap siswa yang telah lolos tahap penjaringan. Tahap seleksi disaring dengan menggunakan tes. , seperti Calour Progressive Matrice (CPM), Wechler Intelligence Scale for Children (WISC). Sebagai contoh, siswa berbakat adalah siswa yang memiliiki IQ diatas 120.
Dalam mengidentifikasi peserta didik cerdas istimewa  menggunakan pendekatan multidimensional. Artinya kriteria yang digunakan lebih dari satu (bukan sekedar intelligensi).
1.      Intelligence Scale for Children (WISC)
Batasan yang digunakan adalah peserta didik yang memiliki dimensi kemampuan umum pada taraf cerdas ditetapkan skor IQ 130 ke atas dengan pengukuran menggunakan skala Wechsler (Pada alat tes yang lain = rerata skor IQ ditambah dua standar deviasi), dimensi kreativitas tinggi (ditetapkan skor CQ dalam nilai baku tinggi atau plus satu standar deviasi di atas rerata) dan pengikatan diri (Task commitment) terhadap tugas baik (ditetapkan skor TC dalam kategori nilai baku  baik, atau plus satu standar deviasi  di atas rerata). Tiga komponen ini dikenal sebagai Konsepsi Tiga Cincin dari Renzulli (1978, 2005) yang banyak digunakan dalam menyusun pendidikan untuk anak cerdas istimewa, dan merupakan teori yang mendasari pengembangan pendidikan anak cerdas istimewa dan berbakat istimewa (Gifted and Talented children).
2.      The Triadich dari Renzulli-Mönks
Model lain adalah The Triadich dari Renzulli-Mönks yang merupakan pengembangan dari Konsepsi Tiga Cincin Keberbakatan dari Renzulli. Model Renzulli-Mönks ini disebut sebagai model multifaktor yang melengkapi Konsepsi Tiga Cincin Keberbakatan dari Renzulli. Dalam model multifaktornya Mönks mengatakan bahwa potensi kecerdasan istimewa (giftedness) yang dikemukakan oleh Renzulli itu tidak akan terwujud jika tidak mendapatkan dukungan yang baik dari  sekolah, keluarga, dan lingkungan di mana si anak tinggal (Mönks dan Ypenburg, 1995).
Dengan model multifaktor maka pendidikan anak cerdas istimewa tidak dapat dilepaskan dari peran orang tua dan lingkungan dalam menanggapi gejala-gejala berkecerdasan istimewa (giftedness), toleran terhadap berbagai karakteristik yang ditampilkannya baik yang positif maupun berbagai gangguan tumbuh kembangnya yang menjadi penyulit baginya, serta dalam mengupayakan layanan pendidikannya. Lebih lanjut model pendekatan ini menuntut keterlibatan pihak orang tua dalam pengasuhan di rumah agar berpartisipasi secara penuh dan simultan dengan layanan pendidikan terhadap anak  di sekolah.
Model Triadich Renzulli-Mönks menuntut sistem pendidikan, keluarga, dan lingkungan untuk dapat memberikan dukungan yang baik dan mengupayakan agar anak didik dapat mencapai prestasi istimewanya, sehingga diharapkan tidak akan terjadi adanya kondisi berprestasi rendah (underachiever) pada seorang anak berkecerdasan istimewa. Dengan model pendekatan teori ini juga, maka anak-anak yang mempunyai ciri-ciri berkecerdasan istimewa (dengan ciri-ciri tumbuh kembang, ciri-ciri personalitas, dan ciri-ciri intelektual) sekalipun underachiever masih dapat terdeteksi sebagai anak berkecerdasan istimewa yang memerlukan dukungan dari sekolah, keluarga dan lingkungan agar ia dapat mencapai prestasi yang istimewa sesuai potensinya.
Model pendekatan multifaktor lebih fleksibel dalam melakukan deteksi dan diagnosis anak cerdas istimewa, terutama dalam menghadapi anak-anak dengan kondisi tumbuh kembang yang mengalami disinkronitas yang besar dan penting, berkesulitan dan bergangguan belajar (learning difficulties dan learning disabilities), serta yang mengalami komorbiditas dengan gangguan lainnya (gangguan emosi dan perilaku yang patologis). Fleksibilitas dalam melakukan deteksi yang dimaksud adalah dimungkinkannya penggunaan daftar dan alat-alat ukur asesmen yang lebih beragam (Mönks dan Pflüger, 2005).
Heller (2004) mengembangkan model multifaktor yang pada dasarnya merupakan pengembangan dari Triadic Interdependence model Mönks serta  Multiple Intelligences dari Howard Gardner.  Menurut Heller konsep keberbakatan dapat ditinjau berdasarkan  empat dimensi multifaktor yang saling terkait satu sama lain: 
(1) faktor talenta (talent) yang relatif mandiri (relatif mandiri)
(2) faktor kinerja (performance)
(3) faktor kepribadian
(4) faktor lingkungan
Dua faktor terakhir menjadi perantara untuk terjadinya transisi dari talenta menjadi kinerja.  Secara grafis, model tersebut dapat dilihat pada gambar di halaman berikut.
Faktor bakat (talent) sebagai potensi yang ada dalam individu dapat meramalkan aktualisasi kinerja (performance) dalam area yang spesifik. Bakat ini mencakup tujuh area yang masing-masing berdiri sendiri, yaitu: kemampuan intelektual, kemampuan kreatif, kompetensi sosial, kecerdasan praktis, kemampuan artistik, musikalitas, dan keterampilan psikomotor. Sementara itu Faktor kinerja (performance) meliputi delapan area kinerja, yaitu: matematika, ilmu pengetahuan alam, teknologi, komputer, seni (musik, lukis), bahasa, olah raga, serta relasi sosial.
Bakat (talent) dapat berkembang menjadi kinerja dengan dipengaruhi   oleh  dua faktor yaitu:
1)      Karakteristik kepribadian yang mencakup: cara mengatasi stres, motivasi berprestasi, strategi belajar dan strategi kerja, harapan-harapan akan pengendalian, harapan akan keberhasilan atau kegagalan, dan kehausan akan pengetahuan.
2)      Kondisi-kondisi lingkungan yang mencakup: iklim keluarga, jumlah saudara dan kedudukan dalam keluarga, tingkat pendidikan orang tua, stimulasi lingkungan rumah, tuntutan dan kinerja yang ada di rumah, lingkungan belajar, kualitas pembelajaran,  iklim kelas, dan peristiwa-peristiwa kritis.
Di dalam proses terwujudnya bakat menjadi kinerja, bakat juga dapat mempengaruhi faktor kepribadian dan  kondisi lingkungan. Misalnya bakat yang ada pada anak dapat mempengaruhi bagaimana orangtua atau guru memperlakukannya. Di dalam proses terwujudnya kinerja, bakat juga dapat mempengaruhi faktor kepribadian dan kondisi lingkungan. Misalnya bakat yang ada pada anak dapat mempengaruhi bagaimana anak tersebut menjadi semakin ulet dan tekun atau bakat yang dimiliki juga akan berpengaruh terhadap sikap orangtua atau guru terhadap anak sehingga berpengaruh terhadap cara memperlakukan si anak.
Proses Identifikasi merupakan salah satu tahap awal yang merupakan kunci utama yang penting dalam keberhasilan suatu program layanan pendidikan khusus bagi siswa CI+BI. Dalam proses rekrutmen dan seleksi dipengaruhi oleh model layanan pendidikan yang diberikan bagi peserta didik cerdas istimewa ada beberapa prinsip identifikasi yang perlu diperhatikan adalah (Klein, 2006; Porter, 2005) yaitu: Cerdas Istimewa merupakan suatu fenomena yang kompleks sehingga identifikasi hendaknya dilakukan secara multidimensional dengan:
1)      Menggunakan sejumlah cara pengukuran untuk melihat variasi dari kemampuan yang dimiliki oleh siswa cerdas istimewa pada usia yang berbeda.
2)      Mengukur bakat-bakat khusus yang dimiliki untuk dijadikan acuan penyusunan program belajar bagi siswa cerdas istimewa.
3)      Tidak hanya memperhatikan hal-ahl yang sudah teraktualisasi, namun juga mengidentifikasi potensi.
4)      Identifikasi tidak hanya untuk mengukur aspek kognitif, namun juga motivasi, minat, perkembangan sosial emosional serta aspek non kognitif lainnya.
Sistem untuk mengidentifikasi siswa cerdas dan berbakat digambarkan pada artikel ini berdasarkan pada berbagai penelitian yang telah dilaksanakan selama bertahun-tahun pada karakteristik individu yang kreatif dan produktif (Renzulti, 1986). Pada dasarnya, penelitian ini memberitahukan bahwa orang yang sangat produktif dikategorikan dalam tiga kelompok yang saling terkait kemampuanya,kelompok ini berada di atas rata-rata (meski tidak harus superior) kemampuan, komitmen tugas, dan kreatif. Sebuah presentasi grafik dalam materi ini sesuai pada Gambar 1. Deskripsi berikut perilaku mengajar yang nyata dari kelompok adalah ringkasan dari konsep-konsep utama dan kesimpulan yang berasal dari karya teori dan peneliti yang telah melakukan ujian terhadap konsep-konsep ini.
1)      Mengenai Kemampuan Di atas Rata-rata
Kemampuan Umum pemikiran abstrak yang tinggi, pengetahuan verbal dan numerik, hubungan spasial , memori dan perbendaharaan kata. Serta berdaptasi ke pembentukan situasi yang dihadapi dalam lingkungan eksternal.Otomatisasi dalam informasi pengolahan: cepat akurat, dan pengambilan informasi yang selektif.
2)      Kemampuan khusus
Aplikasi penerapan berbagai kombinasi dari kemampuan umum di atas terdapat satu atau lebih dari satu keahlian dalam bidang khusus dalam area kemampuan kinerja manusia (misalnya seni, kepemimpinan, administrasi).
Kemampuan untuk memperoleh dan membuat jumlah pengetahuan formal maju, pengetahuan,  teknik, logistik dan strategi dalam mengejar masalah tertentu atau pemerataan untuk daerah-daerah khusus kinerja.
3)      Tugas Komitmen
Kapasitas tingkat ketertarikan yang tinggi, antusiasme, ketertarikan, dan keterlibatan dalam masalah tertentu. Bidang studi, atau bentuk ekspresi manusia. Berdasarkan , daya tahan, tekad, kerja keras, dan berdedikasi dalam melakukan praktek. Percaya diri. Ego yang kuat dan keyakinan diri sendiri serta kemampuan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan yang cukup penting, kebebasan dari perasaan rendah diri, dorongan untuk mencapai sesuatu. Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang signifikan dalam alasan khusus. Kemampuan untuk menyetel ke saluran utama komunikasi dan perkembangan baru dengan bidang yang diberikan. Menetapkan standar yang cukup tinggi untuk suatu pekerjaan, menjaga keterbukaan, kritis, mengembangkan rasa, kualitas, dan keunggulan tentang salah satu karya sendiri dan karya-karya orang lain.
4)      Kreativitas
Kelancaran, fleksibilitas, gagasan yang orisinil. Keterbukaan untuk mengalami, menerima, dengan yang baru dan berbeda (bahkan irrasional) dalam pikiran, tindakan, dan diri sendiri .Selain itu termasuk, spekulatif, petualang, dan "mental playfull" bersedia mengambil risiko dalam pikiran dan tindakan, bahkan ke titik yang tidak disangka. Peka terhadap detail, ide-ide dan hal-hal yang berhubungan dengan esetika yang berkakteristik, bersedia untuk bertindak dan bereaksi terhadap rangsangan eksternal dan ide-ide sendiri dan perasaan.
Alat yang dapat dipergunakan dalam melakukan identifikasi anak berbakatdiantaranya adalah :
1.      Kemampuan intelektual umum; Galton dalam Conny Semiawan (1994; 124)“Pengukuran kemampuan intelektual umum diperoleh melalui pengukuran kekuatanotot, kecakapan gerak, sensitivitas terhadap rasa sakit, kecermatan dalampendengaran dan penglihatan, perbedaan dalam ingatan dan lain-lain yang semuadisebut “tes mental”.
2.      Tes inteligensi umum; Salah satu perkembangan yang amat penting dalampengmbangan pengukuran intelegensi adalah timbulnya skala Wechsler dalammengukur inteligensi orang dewasa dengan menggunakan norma tes bagiperhitungan IQ yang menyimpang.
3.      Tes kelompok kontra tes individual; Tes kelompok lebih banyak digunakan dalamsistem pendidikan, pelayanan pegawai, industri dan militer. Tes kelompokdirancang untuk sekelompok tertentu, biasanya tes kelompok menyediakan lembar jawaban dan “kunci-kunci” tes. Bentuk tes kelompok berbda dari tes individualdalam menyusun item dan kebanyakan menggunakan item pilihan ganda.
4.      Pengukuran hasil belajar; Tes ini mengukur hasil belajar stelah mengikuti prosespendidikan. Tes hasil belajar ini berbeda dengan tes bakat, tes inteligensi, tes hasilbelajar pada umumnya merupakan evaluasi terminal untuk menentukan kedudukanindividu setelah menyelesaikan suatu latihan atau pendidikan tertentu.Penekanannya terutama pada apa yang dapat dilakukan individu saat itu setelahmendapatkan pendidikan tertentu.
5.      Tes hasil belajar individual; Pada umumnya tes hasil belajar adalah tes kelompokyang bermaksud membandingkan kemajuan belajar antar individu sebaya, namun disini hanya hasil belajar individual saja. Di Indonesia sering menggunakanpengukuran acuan norma (PAN) dan pengukuran acuan kriteria (PAK).Di Indonesia nampaknya diperlukan adanya standarisasi secara nasionaluntuk prosedur identifikasi anak berbakat ini. Isu sentral dalam hal ini ialah bagaimanamenemukan model yang dianggap paling efektif dari segi hasil (daya ramal terhadapperformasi peserta didik kemudian) tetapi efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Halini disebabkan karena kondisi sarana pendidikan, akses terhadap lembaga-lembagapemeriksaan psikologis, dan kemampuan guru yang sangat beragam di Indonesia,sementara perhatian kepada anak-anak berbakat merupakan persoalan pendidikansecara nasional.
2.4  PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAGI MURID CERDAS DAN BERBAKAT
Pendidikan Khusus bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa/Bakat Istimewa (PDCI/BI) adalah wujud layanan pendidikan, dapat berupa program pengayaan (enrichment) dan gabungan program percepatan dengan pengayaan (acceleration-enrichment).
Program pengayaan adalah pemberian pelayanan pendidikan kepada peserta didik  yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa yang dimiliki dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas belajar tambahan yang bersifat perluasan/pendalaman, setelah yang bersangkutan menyelesaikan tugas-tugas yang diprogramkan untuk peserta didik lainnya.
Gabungan Program Percepatan dan Pengayaan adalah adalah pemberian pelayanan pendidikan peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk dapat menyelesaikan program regular dalam jangka waktu yang lebih singkat dibanding teman-temannya yang tidak mengambil program tersebut.Artinya peserta didik kelompok ini dapat menyelesaikan pendidikan di SD/MI dalam jangka waktu 5 tahun, di SMP/MTs atau SMA/MA dalam waktu 2 tahun.
Penyelenggaraan Pendidikan Khusus bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa/Bakat Istimewa (PDCI/BI) bertujuan :
1.      Memberikan kesempatan kepada PDCI/BI untuk mengikuti program pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasan yang dimilikinya.
2.      Memenuhi hak asasi PDCI sesuai kebutuhan pendidikan bagi dirinya.
3.      Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran bagi PDCI
4.      Membentuk manusia berkualitas yang memiliki kecerdasan spiritual, emosional, sosial dan intelektual serta memiliki ketahanan dan kebugaran fisik.
5.      Membentuk manusia berkualitas yang kompeten dalam pengetahuan dan seni, berkeahlan dan berketrampilan, menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab, serta mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan lebih lanjut dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2.4.1        Bentuk Penyelenggaraan Pendidikan Khusus Bagi PDCI/BI
Penyelengaraan program pendidikan khusus bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa/Bakat Istimewa (PDCI/BI) dapat dilakukan dalam bentuk kelas khusus, kelas inklusi dan satuan pendidikan khusus.
1.      Kelas khusus adalah kelas yang dibuat untuk kelompok peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dalam satuan pendidikan reguler pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran yang diberikan pada saat peserta didik CI/BI dikelas khusus adalah mata-mata pelajaran yang termasuk dalam rumpun matematika dan ilmu pengetahuan alam (IPA)
2.      Kelas inklusif adalah kelas yang memberikan layanan kepada peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dalam proses pembelajaran bergabung dengan peserta didik program regular. Mata pelajaran yang diberikan  pada saat peserta didik CI/BI dikelas khusus adalah mata-mata pelajaran lain diluar rumpun matematika dan ilmu pengetahuan alam (IPA).
3.      Satuan pendidikan khusus adalah lembaga pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar  (SD/MI, SMP/MTs) menengah (SMK/MA, SMK/MAK) yang semua peserta didiknya memiliki potensi kecerdasan istimewa dan/atau bakat istimewa.

2.4.2        Bentuk Program Pendidikan Khusus bagi PDCI/BI
1.      Program Pengayaan (enrichment), adalah pemberian pelayanan pendidikan kepada PDCI/BI yang dimiliki, dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas tambahan yang bersifat perluasan/pendalaman setelah yang bersangkutan menyelesaiakan tugas-tugas yang diprogramkan untuk peserta didik lainnya. Program ini cocok untuk peserta didik yang bertipe “enriched leaner” .Bentuk layanan ini antara lain dilakukan dengan memperkaya materi melalui kegiatan-kegiatan penelitian dsb, dan atau mendapat pengayaan dengan pendalaman terutama bila ia akan mengikuti lomba kejuaraan mata pelajaran tertentu (contoh: mengikuti olimpiade matematika, biologi, fisika, astronomi dst). Fokus layanan untuk kelompok ini adalah pada perluasan/pendalaman materi yang dipelajari dan bukan pada kecepatan waktu belajar di kelas. Artinya, kelompok ini tetap menyelesaikan pendidikan di SD/MI dalam jangka waktu 6 tahun atau di SMP/MTs dan SMA/MA dalam waktu 3 tahun.
2.      Gabungan program percepatan dan pengayaan (acceleration-enrichment), adalah pemberian layanan pendidikan PDCI/BI untuk dapat menyelesaikan program regular dalam jangka waktu yang lebih singkat disbanding temen-temannya yang tidak mengambil program tersebut. Artinya waktu yang digunakan untuk menyelesaikan program belajar bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa lebih cepat dibandingkan dengan siswa reguler. Pada satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD), dari 6 (enam) tahun dapat dipercepat menjadi 5 (lima) tahun. Sedangkan pada satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) masing-masing dari 3 (tiga) tahun dapat dipercepat menjadi 2 (dua) tahun.Dalam program ini peserta didik tidak semata-mata memperoleh percepatan waktu penyelesaian studi di sekolah, tetapi sekaligus memperoleh eskalasi atau pengayaan materi dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas belajar tambahan yang bersifat perluasan/pendalaman. Pengayaan dapat dilakukan secara horizontal (menunjuk pada pengalaman belajar di tingkat pendidikan yang sama, tetapi lebih luas) maupun vertikal (meningkatkan kompleksitasnya). Bentuk layanan ini antara lain melalui kegiatan-kegiatan penelitian ketika peserta didik mengikuti lomba kejuaraan untuk mata pelajaran tertentu (contoh: mengikuti olimpiade matematika, biologi, fisika, astronomi dst). 

2.4.3        Penyelenggaraan pendidikan bagi murid cerdas dan berbakat
Penyelenggaraan pendidikan bagi murid cerdas dan berbakat secara konvensional dapat di kelompokkan ke dalam beberapa model,antara lain :
a.       Model akselerasi : bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari memasuki SD pada usia dini, loncat kelas atau mengikuti bidang studi tertentu di kelas tinggi.
b.      Model yang kedua adalah pengayaan yaitu dengan memberikan tugas – tugas tambahan bagi siswa yang memiliki kemampuan unggul. Model ini dapat memenuhi harapan murid cerdas dan berbakat dengan tidak memisahkan mereka dari teman – teman yang biasa.
c.       Model ketiga adalah pengelompokkan berdasarkan kemampuan. Model ini dapat berupa kelas khusus di dalam sekolah. Model pengelompokkan berdasarkan kemampuan di khawatirkan akan menumbuhkan sikap ekslusif, elitisme dan memiliki perasaan berbeda dari yang lain.
d.      Model yang keempat adalah dengan bimbingan konseling, menurut torrance terdapat kecenderungan berkembang minat konseling dalam mempertemukan kebutuhan siswa – siswa yang berkemampuan unggul dan kreatif selama dekade terakhir.

2.5  TEKNIK BIMBINGAN BAGI MURID CERDAS DAN BERBAKAT
Secara kualitatif  layanan bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat akan berbeda dari layanan bimbingan bagi anak pada umumnya. Perbedaan itu muncul karena memang pada perbedaan kebutuhan. Layanan bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat tetap bertolak dari pandangan tentang hakekat manusia sebagai makhluk pribadi sosial dan makhluk Tuhan. Dengan kata lain murid cerdas dan berbakat dipandang sebagai suatu keutuhan pribadi sehingga program layanan bimbingan yang dikembangkanpun mampu menyentuh semua dimensi perkembangan pribadi secara utuh.
Sejalan dengan karakteristik dan kebutuhan yang diuraikan sebagai hasil temuan studi, dimensi keutuhan perkembangan pribadi yang dimaksud akan mencakup unsur-unsur berikut ini.
a.       Pengembangan Ranah Kognitif/Intelektual
Pengembangan ranah ini mengandung implikasi bagi guru untuk menyediakan rentang pengalaman belajar yang luas dan dapat diakselerasikan dan mengakselerasikan perkembangan kognitif anak berbakat.
b.      Pengembangan Ranah Afektif
Layanan bimbingan yang perlu diberikan ialah memahami pikiran dan harapan anak berbakat dengan sikap terbuka dan membantu anak memahami pikiran dan harapan yang ada pada dirinya serta kemungkinan pemenuhannya di dalam kehidupan kelompok.
c.       Pengembangan Ranah Fisik
Kemampuan anak berbakat yang cenderung berkembang lebih awal dari usia pada umumnya menghendaki layanan pendidikan yang memungkinkan anak memperoleh pengalaman memadukan pola perkembangan berpikir dengan perkembangan fisik.
d.      Pengembangan Ranah Intuitif
Funsi intuitif terlibat dalam pemunculan wawasan dan tindakan kreatif, layanan pendidikan bagi anak berbakat perlu mempedulikan pengembangan pengalaman yang mendorong dia untuk berimajinasi dan berkreasi. Layanan bimbingan diberikan dalam bentuk pengembangan lingkungan belajar yang mengahadapkan anak kepada situasi atau stimulus yang dapat menumbuhkan disequilibrium kognisi anak sehingga mendoromg dia untuk mencari informasi baru dan alternatif pemecahannya.
e.       Pengembangan Ranah Kemasyarakatan
Layanan bimbingan yang dapat diberikan ialah membantu anak memperoleh pengalaman mengembangkan diri menjadi anggota kelompok dan mampu berpartisipasi dalam proses kelompok, memperluas perasaan keanggotaan kelompok ke arah keanggotaan kemasyarakatan, memperluas identifikasi diri dari masyarakat terbatas ke arah identifikasi terhadap masyarakat luas.

2.6  PENYELANGGARAAN KELAS UNGGULAN SEBAGAI MODEL BIMBINGAN BAGI MURID CERDAS DAN BERBAKAT
2.6.1        Pengertian Kelas Unggulan
Kelas unggulan adalah suatu kelas yang terdiri atas sejumlah siswa yang karena prestasinya menonjol, maka mereka dikelompokkan di kelas tertentu pada SD Inti (Depdikbud.1996). Program pengajaran pada kelas unggulan adalah program pengajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku ditambah dengan pendalaman materi matematika atau berhitung dan IPA serta pelajaran Bahasa Inggris. Pengelompokkan ini dimaksudkan untuk memudahkan membina siswa oleh guru dalam mengembangkan kemampuan dan potensi yang ada pada siswa seoptimum mungkin sesuai dengan bakat dan kemampuannya.

2.6.2        Proses Belajar Mengajar di Kelas Unggulan
Proses Belajar Mengajar di kelas unggulan diupayakan untuk memiliki keunggulan – keunggulan dari pada kelas biasa. Mengingat tuntutan prestasi belajar bagi siswa kelas unggulan sangat tinggi, maka memerlukan guru pembimbing khusus yang sesuai untuk mengajar, mengawasi, membimbing, serta mengarahkan mereka yang di kelas unggulan agar dapat berprestasi dengan baik. Hal ini dimaksudkan agar siswa unggulan lebih mendapatkan layanan untuk mengembangkan bakat dan minat yang dimilikinya.
Pola pelaksanaan pembelajaran unggul dikelas unggulan adalah dengan kurikulum yang berlaku secara nasional,  Selain itu diperlukan bahan dan sarana pembelajaran yang lengkap, baik untuk pegangan siswa maupun guru. Begitu juga alat peraga dan sarana belajar lainnya (seperti laboratorium) harus lebih baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Diperlukan juga metode pembelajaran yang variatif, sehingga diharapkan dapat lebih mengaktifkan siswa dengan merangsang siswa untuk berpikir mengembangkan berbagai pertanyaan.
Pengelolaan kelas yang maksimal, tata tertib dan disiplin yang tinggi, ragam kegiatan belajar dengan kurikulum plus, serta penambahan waktu belajar di sekolah, Tugas-tugas PR lebih disesuaikan dengan kehendak siswa untuk meningkatkan prestasinya. Umpan balik terhadap PBM harus sering dilakukan. Evaluasi hendaknya benar-benar mendorong siswa untuk belajar.

2.6.3         Model-model Penyelenggaraan Kelas Unggulan di SD
Penyelenggaraan kelas unggulan di berbagai daerah bermacam-macam disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
1)      Penyelenggaraan Kelas Unggulan di SD Inti dalam Satu Komplek Sekolah
      Model penyelenggaraan kelas unggulan yang paling banyak adalah diselenggarakan di SD Inti tetapi melibatkan SD-SD dalam satu kompleks. SD-SD di luar kompleks SD tersebut meskipun ada dalam satu gugus keberatan untuk mengikut sertakan peserta didiknya dalam kelas unggulan apalagi bagi SD swasta.
2)      Penyelenggaraan Kelas Unggulan Kecamatan
      Penyelenggaraan kelas unggulan di SD Inti di kota kecamatan dengan menampung siswa terbaik dari SD-SD di seluruh kecamatan.
3)      Penyelenggaraan Kelas Unggulan dalam Satu Komplek Secara Bergiliran
      Pada model penyelenggaraan kelas unggulan diselenggarakan di SD satu kompleks secara bergiliran.
4)      Penyelenggaraan Kelas Unggulan pada Seluruh Jenjang Kelas
      Model ini menyelenggarakan kelas unggulan pada seluruh jenjang kelas dengan menambah waktu belajar selama dua jam pelajaran.

2.6.4        Kelebihan dan Kekurangan Model Kelas Unggulan
Model kelas unggulan memungkinkan guru mengembangkan suasana belajar kompetitif sehingga terjadi persaingan sehat antar siswa dalam memperoleh prestasi terbaik. Menurut hasil penelitian Muliyono (Mimbar Pendidikan No. 4 Tahun XI Desember 1992:22) suasana belajar kompetitif unggul atas suasana belajar kooperatif. Jika kemampuan dan kecerdasan peserta didik homogen. Namun di sisi lain model pengelompokkan berdasarkan kemampuan dikhawatirkan akan menumbuhkan sikap eksklusif, elitisme, memiliki perasaan yang berbeda dari yang lain, dan bahkan bisa menjadi besar kepala. Studi Hallinan dan Sorensen (dalam Sunaryo Kartadinata. 1993/.45) menunjukkan bahwa pengelompokkan kecakapan ini memiliki keunggulan dan kelemahan dalam perkembangan sosial peserta didik. Keunggulannya ialah bahwa model ini bisa memperkuat ikatan sosial sesama anggota kelompok, tetapi di pihak lain jika tingkat kecakapan itu berkaitan dengan status sosial ekonomi, etnis atau kelompok berlatarbelakang sama maka model ini akan menumbuhkan klik-klik yang tidak sehat.

2.6.5        Bimbingan bagi Siswa Kelas Unggulan
Bertolak dari antisipasi terjadinya dampak negatif penyelenggaraan kelas unggulan maka penulis mengajukan gagasan agar siswa kelas unggulan tetap merupakan siswa dari kelas biasa di sekolah masing-masing atau lazim dikenal dengan pull out enrichment. Alternatif pertama: Siswa unggul bergabung dalam kelas unggulan hanya dalam kurikulum plus, yaitu: mata pelajaran matematika atau berhitung, IPA dan bahasa Inggris. Alternatif kedua: Unggul bergabung dalam kelas unggulan pada setiap mata pelajaran matematika atau berhitung, IPA dan Bahasa Inggris baik dalam pelaksanaan kurikulum biasa maupun kurikulum plus.
Keunggulan model ini adalah siswa unggul berbaur dengan siswa biasa, siswa tidak merasa elit dan perkembangan sosial anak tidak terganggu. Secara administrative SD imbas tidak merasa ditinggalkan oleh siswa-siswa terbaiknya. Sekiranya penyelenggaraan kelas unggulan tetap dilakukan seperti gagasan pemerintah dipusatkan dalam kelas khusus di SD Inti, hendaknya dari sejak awal direncanakan program bimbingan konseling yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Tujuan dan bimbingan konseling anak berbakat adalah membantu perkembangan pribadi mereka dalam menyingkirkan halangan emosional, lingkungan, serta membantu agar mampu menggunakan kemampuannya seoptimal mungkin.
Sekaitan dengan bimbingan dan konseling murid cerdas dan berbakat perlu dipahami bahwa pencegahan masalah lebih penting dari remidi. Oleh karena itu model bimbingan konseling yang dikembangkan adalah model bimbingan dan konseling perkembangan atau development mental counseling.

2.6.6        Guru Kelas Unggulan
Guru kelas unggulan ialah guru kelas dengan ijazah strata 1, yang memandu bidang studi khusus atau mata pelajaran tertentu. Menurut Depdikbud Dirjen Dikdasmen (1996:5) yang dimaksud tenaga pengajar atau guru kelas unggulan ini diambil dari sekolah inti atau sekolah imbas diwilayah gugus sekolahnya melalui seleksi. Dengan demikian diharapkan guru kelas yang mengajar dikelas unggulan mempunyai kualifikasi dan dedikasi yang tinggi untuk mendukung pembelajaran kelas unggulan tersebut. Disamping wali kelas, ada guru bimbingan konseling yang diberi tugas sebagai guru bimbingan dan penyuluhan. Guru tersebut mempunyai fungsi untuk membimbing keberbakatan anak berbakat. Fungsi dari konseling keberbakatan adalah :
1)      Membantu perkembangan pribadi anak berbakat dan membantu mengatasi kendala-kendala emosional dan kendala lingkungan,
2)      Membantu memaksimalkan kemajuan belajarnya dan penempatanya pada kelompok, serta kemudian menempuh karir professional sesuai bakat dan minat.

Adapun beberapa kriteria sebagai seorang guru yang mengajar dikelas unggulan adalah sebagai berikut :
1)      Adalah guru yang profesional dengan memiliki kompetensi-kompetensi yang tinggi dalam menguasai kurikulum, materi pembelajaran, metode, strategi, dan pendekatan pembelajaran dengan kualitas yang tinggi.
2)      Berprestasi, menguasai tekhnik-tekhnik evaluasi pembelajaran, menguasai strategi pembelajaran yang unggul.
3)      Memiliki disiplin dan dedikasi yang tinggi, setia terhadap tugas, inovatif dan kreatif dalam mendidik, mengasuh, membimbing kepada para siswa yang memiliki bakat dan potensi yang unggul.
4)      Sehat jasmani dan rohani, energik, berbenampilan, berbudipekerti luhur, dan senior dalam jenjang pangkat ataupun pengalamanya.
5)      Memiliki kelebihan khusus dibanding guru lainya baik dalam bidang keterampilan, dalam mengampu suatu mata pelajaran khusus, maupun dalam membimbing siswa pada materi-materi ekstra kurikuler.


BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
1.      Cerdas yaitu Kemampuan untuk mempelajari fakta-fakta dan keahlian-keahlian serta mampu menerapkan apa yang telah dipelajari, khususnya bila kemampuan ini telah berhasil dikembangkan, kemampuan untuk memberikan respons secara cepat dan berhasil pada suatu situasi yang baru, kemampuan untuk menggunakan nalar dalam memecahkan masalah, kemampuan untuk mempelajari atau mengerti dari pengalaman, kemampuan untuk mendapatkan dan mempertahankan pengetahuan, kemampuan mental, kemampuan untuk belajar, mengerti dan bernalar, kemampuan mental. Murid / anak cerdas dalam istilah berbahasa Inggris disebut Bright Child. Ia berbeda dengan anak-anak gifted (berbakat), karena Bright Children (anak cerdas ) sekalipun ia mempunyai IQ melebihi rata-rata, namun Bright Children mempunyai kreativitas sebagaimana anak-anak pada umumnya. Sedangkan murid berbakat yaitu anak-anak yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata anak normal, dengan batasan IQ di atas 130, dengan kreativitas, motivasi dan ketahanan kerjayang tinggi (Renzuli).
2.      Karakteristik anak yang berbakat, dapat diamati lewat perkembangan akademik, social emosional, dan fisik kesehatan anak. Sedangkan anak yang pintar dan cerdas dapat dilihat dari kemampuan mereka mempertahankan informasi, ketertarikan terhadap hal baru, kemampuan membaca dan menulis, ketertarikan di bidang seni dan music, kemampuan konsentrasi, kemampuan ingatan, dan perbendaharaan / kosa kata yang dikuasai, kejelian, kemampuan berfikirkritis, dan kemampuan memahami konsep yang kompleks.
3.      Untuk mengidentifikasi siswa yang cerdas dan berbakat dapat dilakukan sedini mungkin melalui tahapan perkembangan anak. Ada 2 tahap identifikasi siswa cerdas di sekolah, yaitu tahap penjaringan dan tahap seleksi. Alat yang digunakan sebagai tolak ukur kecerdasan siswa antara lain :
a.       Kemampuan intelektual umum
b.      Tes intelegensi umum
c.       Tes kelompok kontra tes individu
d.      Pengukuran hasil belajar
e.       Tes hasil belajar individual
4.      Penyelengaraan program pendidikan khusus bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa/Bakat Istimewa (PDCI/BI) dapat dilakukan dalam bentuk kelas khusus, kelas inklusi dan satuan pendidikan khusus.
5.      Sejalan dengan karakteristik dan kebutuhan yang diuraikan sebagai hasil temuan studi, dimensi keutuhan perkembangan pribadi yang dimaksud akan mencakup unsur-unsur berikut ini.
a.       Pengembangan Ranah Kognitif/Intelektual
b.      Pengembangan Ranah Afektif
c.       Pengembangan Ranah Fisik
d.      Pengembangan Ranah Intuitif
e.       Pengembangan Ranah Kemasyarakatan
6.      Kelas unggulan adalah suatu kelas yang terdiri atas sejumlah siswa yang karena prestasinya menonjol, maka mereka dikelompokkan di kelas tertentu pada SD Inti (Depdikbud.1996). Program pengajaran pada kelas unggulan adalah program pengajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku ditambah dengan pendalaman materi matematika atau berhitung dan IPA serta pelajaran Bahasa Inggris. Pengelompokkan ini dimaksudkan untuk memudahkan membina siswa oleh guru dalam mengembangkan kemampuan dan potensi yang ada pada siswa seoptimum mungkin sesuai dengan bakat dan kemampuannya.

3.2  SARAN
Sebagai calon guru professional, kita harus mampu membantu siswa untuk meningkatkan kecerdasannya dan mampu mengembangkan bakat – bakat alami yang dimiliki oleh para siswa sehinnga mereka dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang optimal.


Daftar Pustaka
http://wahw33d.blogspot.com/2012/04/10-tanda-anak-anda-punya-otak-cerdas.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar